STUDYTOUR LAMPUNG-PALEMBANG
Oktober jadi moment yang tepat untuk mengenang jasa para pahlawan yang mempertahankan NKRI dan Pancasila. Peringatan hari kesaktian Pancasila yang jatuh pada setiap tanggal 01 Oktober sebagai simbol perjuangan tumpah darah dalam membela asas-asas yang tertanam dalam jiwa Indonesia yaitu jiwa Pancasila. Dalam moment peringatan kali ini, peserta didik SMPN 1 Pulaupanggung mengadakan kunjungan wisata atau studytour Lampung-Palembang yang diadakan pada tanggal 8-9 Oktober 2022. Studytour ini diadakan untuk tujuan pengenalan monumen-monumen perjuangan yang berada disekitar peserta didik. Salah satu monumen yang terkenal di Palembang adalah Monumen Perjuangan Rakyat (MONPERA) yang dikenal sebagai simbol perjuangan rakyat Palembang yang terletak di Jalan Merdeka Nomor 1, Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Monumen Perjuangan Rakyat Palembang yang didirikan tepat pada tanggal 1 Januari 1947, berfungsi menggali kembali kesadaran sejarah perjuangan dalam menegakan kemerdekaan nasional. Sifat mengingatkan semua aktivitas perjuangan hikmah agar menjadi suri tauladan bagi generasi penerus cita-cita bangsa. Maksud mengenang jasa-jasa para pahlawan bangsa sebagai titik nol generasi muda dalam mengisi kemerdekaan dan pembangunan bentuk bangunan melati berkelopak lima. Keputihan melati melambangkan kesucian dan kemurnian perjuangan para pahlawan prokklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 1945.
Selain mengunjungi Monumen Perjuangan Rakyat, siswa-siswi SMPN 1 Pulaupanggung jg mengunjungi Masjid Agung Palembang dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang letaknya saling berdekatan. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Terletak di tepi sungai Musi, museum ini memamerkan berbagai koleksi mulai dari arkeologi, etnografi, biologi, seni dan terutama numismatik, studi atau koleksi mata uang. Di sini, peserta didik dapat menemukan banyak peninggalan sejarah dari koleksi foto Prasasti Kedukan Bukit, patung kuno Buddha dan Ganesha Amarawati, serta berbagai peninggalan lainnya termasuk peninggalan zaman Sriwijaya.
Awalnya bernama Keraton Kuto Kecik atau Keraton Kuto Lamo, bangunan ini bersama dengan Masjid Agung Palembang dibangun pada masa Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo. Berbeda dari bangunan lain di zaman yang sama yang sebagian besar menggunakan kayu, istana ini dibangun dengan batu bata. Pada tahun 1842 bangunan itu selesai dan secara lokal populer sebagai rumah siput (Rumah Siput).
Setelah mengunjungi museum-museum disekitar sungai Musi, hari kedua peserta didik mengunjungi tempat wisata lainnya, seperti Jembatan Ampera yang megah, Gelora Sriwijaya dan beberapa pusat oleh-oleh khas Palembang.
Ditulis Oleh : Tri Turidah Ulfah, S.Pd.
0 comments
Leave Comments
Berkomentarlah secara bijaksana *